Pelajarkaliwungu - April 2021, kembali tak kulihat riuh sesak tradisi dandhangan di kota ini, namun tak sesunyi tahun lalu juga, di tahun ini sudah banyak peziarah dari berbagai luar kota yang singgah di makam mbah sunan kudus (syekh ja’far shodiq) maupun mbah sunan muria (raden umar sa’id) untuk mengharap keberkahan dari wali wali allah.
Kembali ku lihat senyum bahagia dari pedagang di sekeliling menara, bahagia yang tercipta karena mereka kembali mendapatkan berkah rezeki dari sunan kudus, banyak pelancong maupun peziarah yang membeli dangangan mereka untuk oleh-oleh maupun yang lainnya. “Alhamdulillah tahun iki ws rame wong ziarah mbak, dangangan mlaku sitik sitik” yang dalam bahasa Indonesia artinya (Alhamdulillah tahun ini sudah banyak orang yang ziarah mbak, penjualan bisa jalan sedikit-sedikit) kata seorang ibu ibu pedangan jenang disekitar menara yang kemarin sempat ku ajak bicara ringan ketika membeli kurma untuk persiapan puasa.
Aktivitas mulai pulih kembali, meskipun tradisi tahunan dandhangan belum ada di tahun ini, tradisi yang terbentuk dulu ceritanya, ketika mbah sunan kudus akan memberi tau kapan waktu puasa tiba, beliau memberi tau dengan cara memukul bedug diatas menara, yang dimana suara bedug tersebut menarik masa berkerumun, akhirnya beberapa warga sekitar ikut “mremo” daganganya yang pada awalnya hanya ada di depan dan sekitaran menara. Berawal dari sana lah, tradisi dandhangan tercipta, kini bukan hanya masyarakat kudus yang mendapat berkah dandhangan, namun para PKL dari luar kudus juga ikut mendapat berkah dhandangan ini. Dari kerak telur khas betawi sampai makanan khas kota kota lainnya terjejer di sepanjang jalan dari jember sampai alun-alun kudus.
GusJiGang (bagus ngaji lan dagang) kalimat yang memang mewakili kudus, dimana banyak sekali pondokan pondokan di sekitar menara, serta madrasah-madarsah yang terkenal dengan agamanya di kudus. Dagang, tak hanya bagus akhlaknya namun santri-santri dan warga kudus juga bagus dalam berdagang, bukankah pintu rezeki itu ada 10, yang dimana 9 diantaranya adalah berniaga.
Selalu menjadi euforia yang menarik perhatian, tradisi dandhangan akan selalu dirindukan.
Penulis : Irma Hidayati